Penalaran
induktif berasal dari pengetahuan sebelumnya mengenai sejumlah kasus
sejenis, bersifat khusus, individual dan konkrit. Logika induktif
berasal dari pengetahuan baru yang disimpulkan dari pengetahuan yang
sebelumnya. Pengetahuan baru tersebut bersifat umum. Pada prinsipnya
berpikir induktif alur pikirnya dimulai dari hal yang spesifik (khusus)
ke arah yang lebih umum. Argumen induktif yang baik merupakan argumen
yang benar dengan premis yang bisa memberikan alasan yang jelas dan
benar tentang kebenaran dari kesimpulan. Ada beberapa hal yang terkait
dengan berpikir induktif yaitu fakta-fakta, premis, kesimpulan dan
argumen.
Berikut ini adalah beberapa tipe berpikir induktif (types of inductive argument):
· A strong inductive argument: suatu argumen dimana premis-premisnya memberikan bukti yang kuat untuk mendukung kesimpulan.
· A weak inductive argument: suatu argumen dimana premis-premisnya tidak memberikan bukti yang kuat untuk mendukung kesimpulan.
· A good inductive argument: suatu induktif argumen yang kuat dengan premispremis yang benar.
Kesimpulan
yang didapat dalam berpikir deduktif merupakan suatu hal yang pasti, di
mana jika kita mempercayai premis--premis yang dipakai sebagai landasan
penalarannya, maka kesimpulan penlaran tersebut juga dapat kita
percayai kebenaran sebagaimana kita mempercayai premis-premis terdahulu.
Hal ini tidak berlaku pada kesimpulan yang ditarik secara induktif,
meskipun premis yang dipakainya adalah benar dan penalaran induktifnya
adalah sah, namun kesimpulannya bisa saja salah.
Logika
induktif tidak memberikan kepastian namun sekadar tingkat peluang bahwa
premis-premis tertentu dapat ditarik. Jika selama bulan oktober dalam
beberapa tahun yang lalu hujan selalu turun, maka kita tidak bisa
memastikan bahwa selama bulan oktober tahun ini juga akan turun hujan.
Kesimpulan yang dapat kita tarik dalam hal ini hanyalah pengetahuan
mengenai tingkat peluang untuk hujan pada tahun ini juga akan turun.
Bahaya
menggunakan logika induktif yaitu terlalu cepat menarik kesimpulan yang
berlaku umum, sementara jumlah kasus yang digunakan dalam premis kurang
memadai dan premis yang digunakan kurang memenuhi kaedah-kaedah
keilmiahan.
Contoh Penalaran Induktif
Premis:
1. Apel 1 keras, warnanya hijau, dan rasanya masam
2. Apel 2 keras, warnanya hijau, dan rasanya masam
3. Apel 3 keras, warnanya hijau, dan rasanya masam
Kesimpulan:
Jadi semua apel keras, warnanya hijau, dan rasanya masam
Ciri-ciri penalaran induktif :
a. Sintetis: kesimpulan ditarik dengan jalan mensintesakan kasus-kasus yang digunakan dalam premis-premis.
b. General: kesimpulan yang ditarik selalu meliputi jumlah kasus yang lebih banyak.
c. A posteriori: kasus-kasus yang dijadikan landasan argumen merupakan hasil pengamatan inderawi.
d. Kesimpulan tidak mungkin mengandung nilai kepastian mutlak (ada aspek probabilitas).
Sumber : http://oxcidyeuh.blogspot.com/2012/03/argumentasi-narasi-karangan-gorys-keraf.html